Selasa, 26 Maret 2019

Bagaimanakah Hukum Tahlilan Setelah Hari Kematian..???


Salah satu hal yang lazim di kerjakan oleh umat Islam Ahlus sunnah di Indonesia adalah melakukan tahlilan dalam beberapa hari setelah kematian dan juga di sertai dengan menyediakan makanan sebagai shadaqah. Namun belakangan ini muncul kalangan yang dengan cepat dan mudahnya memvonis amalan kaum muslimin tersebut sebagai amalan bid`ah dan sesat dengan membawakan argument-argument yang sering kali mempengaruhi kalangan awam. Atas dasar itu, maka kami mencoba menerangkan sedikit landasan hukum tahlilan yang telah di amalkan oleh para ulama semenjak dahulu.

Tahlilan adalah berasal dari kata tahlil yang artinya membaca laailaha illaha. Tahlilan dalam uruf nusantara di maksudkan kepada pembacaan kalimat laailaha illah, shalawat kepada Nabi SAW, dan beberapa surat pendek terutama surat al-ikhash yang kemudian di akhiri dengan doa hadiah pahala kepada orang yang telah meninggal. Di namakan tahlilan karena pembacaan laailaha illallah yang dominan. Selain juga di namakan dengan shamadiyahkarena pembacaan surat al-ikhlash yang juga dominan. Umumnya setelah hari kematian di lakukan tahlilan sampai 7 hari secara beramai-ramai menurut adat di daerah masing-masing. Kadang kala setelah acara tahlilan tuan rumah menyediakan makanan ala kadar menurut kemampuan dan adat daerah masing-masing.

Nah, bagaimanakah hukum tahlilan setelah hari kematian?



Tujuan dari pelaksanaan tahlilan adalah menghadiahkan pahala bacaan bagi mayat. Menghadiahkan pahala al-quran bagi mayat merupakan salah satu hal yang memiliki landasan yang kuat dalam agama.

Menurut Imam al-Syafi’i dalam satu ‘ibarat, pahala bacaan al-Qur`an tidak bermanfaat bagi si mayat. Sementara pada ‘ibarat yang lain, Imam al-Syafi’i berfatwa bahwa disunatkan bagi peziarah kubur untuk membaca al-Qur`an. Rangkaian fatwa ini disepakati sendiri oleh para ashab Imam al-Syafii sebagaimana penejelasan Imam Nawawi dalam kitabnya, Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Juz. V, hal. 311, cet. Dar al-Fikr :

Murid senior Imam al-Syafi’i, al-Za`farany (w. 260 H) berkata :

سألت الشافعى رحمه الله عن قراءة عند القبر فقال لا بأس به

"Saya pernah bertanya kepada Imam al-Syafi’i tentang membaca (al-Qur`an) di samping kubur. Beliau menjawab “tidak mengapa". (Syarh al-Shudur, Imam al-Sayuthi, hal. 311, cet. Dar al-Madani, 1985).

Nah, kedua pendapat Imam al-Syafi’i tersebut harus diperhatikan dengan baik untuk menghindari menyalahkan salah satu pendapat. Karenanya, para ulama memahami perkataan Imam al-Syafi’i yang mengatakan bahwa qiraah tidak bermanfaat bagi mayat hanyalah bila al-Qur`an dibacakan bukan di hadapan mayat atau tidak diiringi oleh doa setelahnya karena bila al-Quran dibacakan di hadapan mayat, Imam al-Syafi’i berpendapat hukumnya sunat sebagaimana penjelasan Imam al-Nawawi sebelumnya. Sedangkan bila qiraah yang diiringi doa setelahnya, para ulama telah ijma’ bahwa doa tersebut bermanfaat bagi si mayat.

Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsir surat an-Najmu ayat 39 :

فأما الدعاء والصدقة فذاك مجمع على وصولهما ومنصوص من الشارع عليهما

Maka adapun masalah doa dan shadaqah maka hal itu ijmak ulama sampai pahalanya dan keduanya telah dinashkan (diterangkan) dari syara`. (lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid 4 hal 268 cet. Dar Fikr thn 1997)

Bahkan dengan adanya pembacaan al-Qur`an sebelum berdoa akan menjadikan doa tersebut semakin besar kemungkinan untuk diterima.

Sedangkan Imam mujtahid lainnya (Imam al-Hanafi, al-Maliki dan al-Hanbali) berpendapat bahwa pahala bacaan al-Qur`an sampai pahalanya dan bermanfaat kepada si mayat. Pendapat ini diikuti pula oleh ulama madzhab al-Syafi’i seperti Imam al-Subki. (lihat Hasyiyah I`anat al-Thalibin, Juz. III, hal. 221, cet. al-Haramain).

Dari uraian tersebut dapatlah dipahami bahwa hukum melakukan tahlilan adalah :

Apabila dibacakan di hadapan mayat atau diiringi dengan doa setelahnya, maka para ulama termasuk Imam al-Syafi’i dan Imam madzhab lain sepakat bahwa pahalanya bisa sampai kepada si mayat.

Apabila bukan di hadapan mayat atau tidak diiringi dengan doa setelahnya, maka menurut Imam al-Syafi’i tidak sampai pahalanya. Sementara menurut tiga Imam madzhab lainnya bahkan juga sebagian besar ulama Madzhab al-Syafii adalah pahalanya sampai kepada si mayat.

Yang di amalkan oleh masyarakat kita saat ini umumnya adanya doa setelah membaca tahlil dan ayat al-quran, sehingga amalan pembacaan tahlilan setelah hari kematian yang di amalkan oleh masyarakat kita umumnya merupakan amalan yang bermanfaat bagi mayat sesuai dengan ijmak para ulama. Sesuai juga dengan pendapat Imam Syafii sendiri yang telah kami uraikan sebelumnya. Lihat juga penjelasan ulama zaman ini, syeikh Wahbah Zuhaily dan Syeikh Ali Jum'ah.

Share:

Kamis, 21 Maret 2019

Bolehkah Al-Quran Dibakar..???


Al-Qur’an ialah kalam Tuhan yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Ia putunjuk utama bagi umat Islam. Seluruh permasalahan apa pun pasti ada rujukannya dalam Al-Qur’an meskipun tidak disebutkan secara spesifik. Imam al-Syafi’i mengatakan, “Tidak ada kasus baru di dunia ini melainkan ditemukan jawabannya dalam Al-Qur’an”.

Sebab itu, Al-Qur’an mesti dihormati keberadaannya. Islam membuat aturan khusus bagaimana cara berinteraksi dengan Al-Qur’an. Ada beberapa adab dan etika yang harus dijaga pada saat memegang dan membaca Al-Qur’an, di antaranya, orang yang menyentuhnya harus dalam keadaan suci. Demikian pula pada saat menemukan lembaran atau sobekan Al-Qur’an, tidak boleh langsung membuangnya karena dikhawatirkan nanti ada yang menginjaknya, baik sengaja ataupun tidak.

Menghilangkan mushaf (Al-Qur’an) dengan cara mencuci huruf-hurufnya atau membakarnya makruh jika masih memungkinkan untuk menjaganya. Namun jika tidak mampu menjaganya karena akan semakin rusak, maka boleh bahkan wajib apabila tidak ada cara lain menjaga kehormatannya kecuali dengan membakar atau mencucinya.

و يكره (إحراق خشب نقش به) أي بالقرآن، نعم إن قصد به صيانة القرآن فلا كراهة وعليه يحمل تحريق عثمان رضي الله عنه المصاحف. وقد قال ابن عبد السلام من وجد ورقة  فيها البسملة ونحوها لايجعلها في شق ولا غيره لأنه قد تسقط فتوطأ وطريقه أن يغسلها بالماء أو يحرقها بالنار صيانة لاسم الله تعال عن تعرضه للامتهان 

“Dimakruhkan membakar kayu yang terdapat ukiran Al-Qur’an di permukaannya. Akan tetapi, tidak dimakruhkan (membakar) bila tujuannya untuk menjaga Al-Qur’an. Atas dasar itu, pembakaran mushaf-mushaf yang dilakukan Utsman bin Affan dapat dipahami. Ibn Abdil Salam mengatakan, orang yang menemukan kertas bertulis basmalah dan lafal agung lainnya, janganlah langsung merobeknya hingga tercerai-berai karena khawatir diinjak orang. Namun cara yang benar adalah membasuhnya dengan air atau membakarnya dengan tujuan menjaga nama Allah dari penghinaan.”


Sebagian ulama’ berpendapat, mencuci huruf-hurufnya lebih afdhal dari pada membakar dengan syarat tidak jatuh air cuciannya ke tanah. Namun sebagian ulama’ berpendapat membakarnya lebih afdhal daripada mencucinya karena sulit dihindari air cucian itu tidak jatuh ke tanah.

(قوله: وتمزيقه) معطوف على تمكين أيضا.أي ويحرم تمزيق المصحف لانه ازدراء به. وقوله: عبثا أي لا لقصد صيانته. وعبارة فتاوي ابن حجر تفيد أن المعتمد حرمة التمزيق مطلقا، ونصها: سئل رضي الله عنه عمن وجد ورقة ملقاة في طريق فيها اسم الله تعالى، ما الذي يفعل بها ؟ فأجاب رحمه الله بقوله: قال ابن عبد السلام: الاولى غسلها، لان وضعها في الجدار تعرض لسقوطها والاستهانة بها. وقيل: تجعل في حائط. وقيل: يفرق حروفها ويلقيها. ذكره الزركشي. فأما كلام ابن عبد السلام فهو متجه، لكن مقتضى كلامه حرمة جعلها في حائط والذي يتجه خلافه، وأن الغسل أفضل فقط. وأما التمزيق، فقد ذكر الحليمي في منهاجه أنه لا يجوز تمزيق ورقة فيها اسم الله أو اسم رسوله، لما فيه من تفريق الحروف وتفريق الكلمة، وفي ذلك ازدراء بالمكتوب. فالوجه الثالث شاذ إذ لا ينبغي أن يعول عليه.



Share:

Senin, 18 Maret 2019

Adakah Dianjurkan Azan Ketika Manyat Mau Dikubur...???


Azan dan iqamah termasuk syiar umat Islam dan disunnahkan mengumandangkannya ketika masuk waktu shalat. Selain itu, ulama juga menganjurkan mengumandangkan azan beserta iqamah pada saat melakukan perjalanan. Disunnahkan pula mengumandangkan azan dan iqamah saat anak dilahirkan.

Tidak hanya itu, mayoritas masyarakat Indonesia juga membudayakan mengazankan mayat ketika hendak dikubur. Setelah mayat diletakkan di liang lahat, kain kafan dibuka, dan muka mayat ditempelkan ke tanah sembari menghadap kiblat, salah satu dari orang yang menguburkan mengumandangkan azan sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Ada yang mengatakan, Adzan dan menguburkan mayat iqamah memang disunnahkan ketika. Ini Kesunnahan (qiyas) disamakan dengan kesunnahan mengazankan anak yang baru lahir. Namun, menyamakan hukum mengazankan tubuh dengan bayi yang baru lahir dianggap lemah dengan ulama lain. Syekh Ibrahim al-Baijuri di Hasyiyah al-Baijuri menjelaskan:

ويسن الأذان والإقامة أيضا خلف المسافر ولا يسن الأذان عند إنزال الميت القبر خلافا لمن قال بسنيته قياسا لخروجه من الدنيا على دخوله فيها قال ابن حجر ورددته في شرح العباب لكن إن وافق إنزاله القبر بأذان خفف عنه في السؤال

“Disunnahkan azan dan iqamah saat melakukan perjalanan dan tidak disunnahkan azan ketika menguburkan mayat. Pendapat ini berbeda dengan ulama yang mensunnahkan azan karena menyamakan hukumnya dengan mengazankan  anak yang baru lahir. Ibnu Hajar berkata, saya menolaknya dalam Syarah al-‘Ubab, akan tetapi jika penguburan mayat disertai azan, maka mayat diringankan dalam menjawab pertanyaan di dalam kubur”


وَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ يُسَنُّ الأَذَان عِنْدَ دُخُولِ القَبْرِ، خِلاَفًا لِمَنْ قَالَ بِنِسْبَتِهِ قِيَاسًا لِخُرُوجِهِ مِنَ الدُنْيَا عَلَى دُخُولِهِ فِيْهَا. قَالَ إبنُ حَجَرٍ: وَرَدَدْتُهُ فِى شَرْحِ العُبَابِ، لَكِنْ إِذَا وَافَقَ إِنْزَالُهُ القَبْرَ أَذَانٌ خَفَّفَ عَنْهُ فِى السُّؤَالِ.

‎Ketahuilah bahwasanya tidak disunnahkan ADZAN ketika memasukkan jenazah ke kubur, berbeda dengan orang yang menishbatkan adzan karena meng-kiyas-kan meninggal dunia dengan lahir ke dunia. Ibn Hajar berpendapat: "Saya menolak pendapat ini dalam kitab Syarah al‘ Ubab, bahkan ketika jenazah diturunkan ke dalam kubur bersamaan dengan dikumandangkannya azan maka jenazah tersebut diringankan dari pertanyaan kubur".

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ulama berbeda pendapat tentang hukum azan dan iqamah ketika menguburkan mayat. Ada yang mengatakan sunnah dan ada yang tidak. Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan mereka dalam memahami hadis Nabi. Ulama yang mengatakan tidak sunnah beragumentasi dengan tidak adanya dalil spesifik dan pasti terkait permasalahan ini. Sementara ulama yang membolehkannya menganalogikan kasus ini dengan kesunnahan mengazankan anak yang baru lahir.
Wallahu a’lam.
Share:

Minggu, 17 Maret 2019

INNALILLAHI-Ust Abdul Somad's mother Died in Soweto, the corpse is taken to the hometown.

Tidings of grief came from out Ust Abdul Somad or UAS.



Mother of Ustadz Abdul Somad rumored died Monday March 18, 2019 in Soweto before Fajr prayer.

The information circulating in the mother's death the social media Facebook.

As uploaded by Facebook account Tengku Muhammad Fadil Rahmi, Lc: at the airport of Kuala Lumpur KLIA 1, as transit to Medina

 "Emak, emak for our already prepare the wheelchair. Because towards the waiting room far, mak  "

 "Goes without, son. Still strong mak again  "
________________

One morning, as in line in the direction of the Office. Emak getting into a car that we carry, the market was down in the morning to Arengka.

 "Emak home range of mano? We pick yo  "
 "Apo, emak pedicab "
_______________

Emak never hassle anyone. From emak, we learned a strong and independent.

اللهم اغفر لها و ارحمها و عافها و اعف عنها و اكرم نزلها ووسع مدخلها

Source: ustadz @hidayatabuumar

Fadil Rahmi was a close friend and big sister leting Ustadz Abdul Somad since at Pesantren Darul Arafat North Sumatra and Al-Azhar University of Cairo, Egypt.

UST Abdul Somad claimed to already feel that since activities Da'wah in 2 locations on July 17, 2018, Holy and Krobokan.

In Holy canceled because the Committee had been unable to prepare.

Whereas in Krobokan still running, but Ust Abdul rentetean Somad was surprised by the events behind them.

It turns out that before and during the events taking place there are hundreds of people seized police.

"From there I think whereas ngajinya of death, there is nothing about the politics of treason," Abdul Somad Ust light in the interview.

Mother corpse Ustadz Abdul Somad (UAS) directly brought to his hometown of Asahan Regency Sea Glare, North Sumatra Province, from Soweto Monday (18/3/2019).

Use of an ambulance, groups of leaves from Sansasi Hospital, Jalan Soekarno-Hatta Soweto around 8.15 PM using a landline.

Share:

Minggu, 03 Maret 2019

Bolehkan Menceritakan Mimpi Kepada Orang Lain??


Hadis riwayat Bukhari dari Watsilah menyebutkan, ada tiga bentuk kebohongan besar yaitu laki-laki yang menisbatkan identitasnya ke pada selain ayah kandungnya, men ceritakan mimpi yang tidak pernah dilihtnya, dan mengucapkan atas nama Rasulullah apa yang tidak pernah diucapkan.

Mimpi adalah sesuatu yang terlihat di alam bawah sadar manusia ketika tidur. Mimpi yang dialami manusia adakalanya benar atau tidak benar.
Mimpi ada yang sifatnya menyenangkan, menakutkan dan menyedihkan. Adapula mimpi yang harus diwaspadai lantaran muncul akibat campur tangan setan. Sementara ada juga mimpi-mimpi yang dialami Nabi dan Rasul, yang merupakan mimpi petunjuk, pertanda atau wahyu dari Allah SWT.

Namun tahukah Anda? Dalam ajaran agama Islam, tidak dibenarkan untuk menceritakan mimpi yang dialami sewaktu tidur kepada orang lain. Mengapa? Berikut ulasannya.


Jika itu mimpi buruk maka tidak boleh menceritakannya pada orang lain karena itu berasal dari syaithan....

Ketika mendapati mimpi buruk atau mimpi yang  tidak menyenangkan, hendaklah tidak menceritakannya kepada siapa pun. Rasulullah SAW bersabda, "jika syaitan mempermainkan salah satu dari kalian dalam mimpinya, maka hendaklah tidak menceritakannya kepada orang-orang."
(Riwayat muslim dari Jabir Ra).

Ada seorang arab badui bermimpi seakan-akan melihat kepalanya putus menggelinding lalu mengikutinya, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu beritahukan kepada siapa pun tentang permainan setan kepadamu dalam mimpi tersebut." (Riwayat muslim dari Jabir Ra).


Dalam hadits lainnya, Beliau bersabda, "...dan jika ia melihat mimpi yang ia tidak sukai, maka sesungguhnya ia berasal dari setan, maka hendaklah ia berlindung dari kejahatannya dan tidak menceritakan kepada siapa pun maka sesungguhnya ia tidak akan membahayakannya." (Riwayat Bukhari dari Abu Said Ra).

Ketika seseorang mengalami mimpi yang benar, hendaklah ia memuji Allah dan memohon kepada-Nya agar merealisasikannya dan jangan pernah menceritakannya kepada orang lain kecuali kepada orang yang dicintai dan mencintainya.

Oleh sebab itu, ketika Nabi Yusuf bermimpi melihat matahari, bulan dan sebelas bintang bersujud kepadanya, ia hanya menceritakan kepada bapaknya.

Ayahnya berkata: " Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS Yusuf : 5)

Share:

Jumat, 01 Maret 2019

7 Amalan Sebelum Tidur

Amalan sebelum tidur menurut Rasulullah merupakan sunah yang baik untuk dilakukan. Rasulullah mengajarkan berbagai hal mengenai kehidupan sehari-hari yang patut kita jadikan sebagai suri tauladan yang baik.


Beberapa amalan yang bisa anda lakukan sebelum tidur sudah dijelaskan oleh Rasulullah melalui sabda-sabdanya dalam bentuk hadist. Selanjutnya para ulama menyebarkan dan juga mengajarkan pada saudar-saudara muslim lainnya. Penjelasan mengenai amalan-amalan baik sebelum tidur tersebut bisa anda simak di bawah ini :

DARI Aisyah ra berkata: “Nabi SAW apabila hendak beranjak ketempat tidurnya setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya lalu meniupkan keduanya dan membacakan keduanya surah al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas. Kemudian beliau mengusap dengan keduanya bagian mana saja semampunya. Beliau SAW memulainya dari atas kepala dan wajahnya dan bagian belakang dari badannya. Beliau melakukan perkara itu tiga kali.” (HR. Muslim)

Tidur dan bangun sebenarnya adalah perkara yang sangat penting karena tidur dan bangun adalah akhir dan awal aktifitas kehidupan. Rasulullah SAW jika hendak tidur mematikan lampu, mengunci pintu, menutup wadah makanan dan minuman, berwudhu sebagaimana hendak sholat, membaca ayat kursi, membaca surah al-ikhlas, surah al-Falaq, surah an-naas dan membaca doa tidur serta beliau berbaring kearah kanan.


1. Menjaga Diri Kita Untuk Tetap Dalam Keadaan Wudhu
Berwudhu sebelum tidur sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw kepada umat muslim. Kebiasaan seperti ini baik dilakukan untuk menjaga diri kita agar tetap dalam keadaan suci, meskipun anda sedang tidur.

2. Jangan Lupa Menjaga Kebersihan Tempat Tidur
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Untuk itu alangkah baiknya selalu menjaga kebersihan tempat tidur anda. Biasakan untuk membersihkan dan merapikannya sebelum ataupun sesudah anda tidur. Selain akan membuat nyaman, tentunya akan mendatangkan pahala bagi anda.

3. Perbanyak Membaca Dzikir Sebelum Anda Tidur
Membaca dzikir sebelum tidur adalah perbuatan sunah yang selalu dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah Saw. Dengan berdzikir hati akan menjadi lebih tenang. Dzikir bisa anda jadikan bekal dan amalan baik bagi anda, karena kematian bisa datang kapan saja.

4. Melakukan Ibadah Shalat Witir
Terkadang kita sudah mempunyai niat untuk melaksanakan shalat witir bersamaan shalat tahajud sepertiga malam, namun apabila anda tidak yakin akan bisa bangun, sebaiknya laksanakanlah shalat witir sebelum tidur. Hal ini untuk jaga-jaga saja, dikhawatirkan tidak bangun alias kebablasan sampai subuh tidurnya.

5. Jangan Lupa Membaca Doa Sebelum Tidur
Membaca do’a sebelum tidur baik dilakukan untuk menjaga tidur kita agar tetap dalam lindungan Allah Swt. Selain itu bisa kita jadikan bekal, karena suatu kematian tidak tau kapan akan menghampiri diri kita. Jadi setidaknya kita memegang ajaran agama islam yang sudah diajarkan Rasulullah, kalau mungkin kita meninggal dunia dalam keadaan sedang tidur.

6. Segeralah Tidur Setelah Selesai Shalat Isya
Rasulullah Saw mengajarkan kepada umatnya untuk segera beristirahat setelah selesai shalat isya karena sudah melewati aktivitas sehari-hari yang cukup melelahkan. Selain itu baik untuk menjaga kesehatan, istirahat memang sangat diperlukan. Janganlah kalian dzolimi terhadap diri sendiri dengan tidak menyegerakan untuk beristirahat. Karena sifat dzolim sangat dibenci oleh Allah Swt.

7. Perbanyak Mengucapkan Istighfar
Memperbanyak istighfar akan membuat kita menjadi tenang, dengan begitu diharapkan semua dosa yang kita lakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja bias diampuni oleh Allah Swt.

Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Featured Post

Hari ini, 3 Guru LPI-BUDI tungkop Menikah..Ustadz Ku Imam Ku.

Haba Dayah Lam Nangroe.,- 3 Guru LPI-BUDI Tungkop indrajaya kab: pidie  ,,, Tgk Muliadi gapui , Tgk khairul Bambi , Tgk Syahril Tp.Raya , h...

Unordered List

Pages

Theme Support