Jumat, 23 Agustus 2019

Hari ini, 3 Guru LPI-BUDI tungkop Menikah..Ustadz Ku Imam Ku.

Haba Dayah Lam Nangroe.,- 3 Guru LPI-BUDI Tungkop indrajaya kab: pidie ,,,Tgk Muliadi gapui, Tgk khairul Bambi, Tgk Syahril Tp.Raya, hari ini mengakhiri masa lajangnya, mengingat situasi dan keadaan dunia selama ini yg kian tak menentu, maka sudah sepatutnya berpacaran setelah menikah..


Pondok Pesantren (Dayah) LPI-BUDI Tungkop Indrajaya, Kabupaten pidie, hari ini jum'at 23 agustus Melepaskan 3 orang dewan guru untuk melaksanakan pernikahan.


 Ada yang unik dalam pernikahan kali ini, yaitu ketiga pasangan merupakan para staf pengajar dan santriwati di Pondok Pesantren Tersebut, yang didirikan TGK H.ISMAIL ABDULLAH (Ayah Caleu)
"Yang pasti tidak ada paksaan, mereka menikah sesuai dengan keinginan mereka memilih pasangan dengan proses Ta'aruf,"


Tercatat jumlah santri di Pondok Pesantren tersebut saat ini mencapai Ribuan orang santri. Mereka terdiri dari santri perempuan dan laki-laki , santri di pondok pesantren ini berasal dari Provinsi Aceh Saja.
Share:

Jumat, 16 Agustus 2019

Libur idul Adha Usai, Santri LPI BUDI Tungkop Balik ke Dayah

PIDIE ACEH –Libur lebaran telah Usai. Aktifitas sehari-hari kembali normal. Kantor-kantor sudamulai buka, sekolah-sekolah sudah mulai aktif, arus balik sudah mulai memadati jalanan, begitu juga dengan pesantren-pesantren atau Dayah-Dayah diAceh yang sudah dipenuhi kembali oleh santri-santrinya untuk memulai kegiatan belajar-mengajar. Tidak terkecuali Dayah LPI-BUDI TUNGKOP Indrajaya kab.PIDIE Aceh. (16/08/2019).

Halaman pondok Dayah LPI-BUDI Tungkop dipadati oleh puluhan mobil dan ratusan motor sejak pagi hingga sore ini. Bukan karena ada sebuah acara khusus, melainkan hari ini adalah hari puncak kedatangan para santri setelah sekitar 10 hari menikmati liburan lebaran idul Adha dikampung halaman masing-masing. Libur lebaran idul Adha dimulai sejak tanggal 06 Agustus dan berakhir pada hari ini, Jum'at 16 Agustus 2019. Diperkirakan puncak kedatangan pada Sore hari ini,karena besok sudah dimulai aktif Kembali Untuk Mengikuti ujian.



Share:

Kamis, 11 April 2019

pengertian hadist qudsi

Hukumislamkaji- Hadits Qudsi salah satu jenis hadits di mana perkataan Nabi Muhammad disandarkan kepada Allah atau dengan kata lain Nabi Muhammad meriwayatkan perkataan Allah.


Nabi menyebutkan bahwa Al-Qur’an adalah firman Tuhan yang harus disampaikan, sebagai tugas kerasulan beliau. Selanjutnya, para sahabat berbondong-bondong mulai menghafal Al-Qur’an, serta sebagian menulisnya di berbagai medium sesuai dengan teknologi yang ada di masyarakat Arab waktu itu. Selanjutnya, Al-Qur’an ini juga mulai disusun pada masa-masa Khulafaur Rasyidin pascawafatnya beliau, dan usai pada masa Khalifah Utsman bin Affan radliyallahu ‘anhu.

Karena sebab inilah, Al-Qur’an menjadi terjaga, baik karena adanya hafalan para sahabat maupun tulisan-tulisan mushaf yang berhasil disusun. Dan Tuhan pun telah menjamin keterjagaan Al-Qur’an inidalam Surat Al Hijr ayat 9:

إِنَّانَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan adz Dzikr, dan Kami-lah yang menjaganya.”

Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tafsir ath-Thabari menyebutkan bahwa yang dimaksud adz-dzikr dalam ayat tersebut adalah Al-Qur’an, dan Allah menjaganya dari penambahan, pengurangan, baik dari isinya maupun dari segi batasan hukum serta kewajiban-kewajiban yang terkait dengannya.

Di sisi lain, selain mengucapkan Al-Qur’an, laku dan ucap Nabi juga ditulis oleh para sahabat. Karena kemuliaan dan keutamaan beliau, tentu mencatat teladan dari beliau juga mulia. Namun Nabi melarang untuk menulis apa pun dari beliau, kecuali Al-Qur’an. Ternyata, berlalu zaman, muncul urgensi untuk mengumpulkan perkataan, tindakan, maupun persetujuan (taqrîr) Nabi ini yang saat ini kita kenal sebagai hadits.

Seiring masa kodifikasi, pengumpulan hadits pada sekitar abad kedua Hijriah, diketahui bahwa Nabi pun selain menyebutkan ayat Al-Qur’an, juga menyatakan beberapa hal yang disandarkan pada Allah. Dalam ilmu hadits, hadits-hadits yang dituturkan Nabi dan disandarkan pada Allah ini disebut hadits Qudsi


Share:

Hukum memotong rambut bagi wanita

Kajian Hukum Islam- Hukum asal potong rambut bagi wanita adalah boleh…. Batasan potong rambut bagi wanita adalah selama tidak melanggar dua hal: (1). menyerupai lelaki dan (2). menyerupai orang kafir. Adapun selain itu maka hukumnya boleh.



Potongan yang menyerupai potongan laki-laki maka hukumnya haram dan dosa besar, sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kaum wanita yang menyerupai kaum pria. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, dari Ibn Abbas radliallahu ‘anhuma, bahwa beliau mengatakan:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat kaum lelaki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai lelaki.” (H.r. Bukhari)

Menghabiskan rambut (dalam bahasa arab : halqu) Makruh bahkan Haram hukumnya kecuali :
  • Sakit sehingga mengharuskan dipotong agar sembuh (maka tidak makruh).
  • Dilarang suami (maka haram).
  • Anak balita menurut imam isnawi (maka tidak makruh)..
  • Anak perempuan yang berumur 7 hari yang mana ingin bersedekah wali nya seberat timbangan rambut anak tersebut (maka sunnah hukumnya).
Menurut Imam Ibnu hajar bahwa mencukur gundul rambut bagi wanita adalah haram apabila tidak dalam darurat, sedangkan  memendekkan agar rapi maka boleh.

تنبيه : كما يحرم على المرأة الزيادة في شعر رأسها يحرم عليها حلق شعر رأسها بغير ضرورة ، وقد أخرج الطبري من طريق أم عثمان بنت سفيان عن ابن عباس قال : " نهى النبي - صلى الله عليه وسلم - أن تحلق المرأة رأسها " وهو عند أبي داود من هذا الوجه بلفظ ليس على النساء حلق ، إنما على النساء التقصير والله أعلم(فتح الباري. ص:٣٨٨(١)) 

Rambut selain rambut kepala bagi wanita, seperti mencukur rambut wajah (bulu wajah), atau alis hukumnya haram jika tanpa idzin suami.

Potongan yang menyerupai potongan khas wanita kafir, maka hukumnya juga haram, karena tidak boleh menyerupai orang-orang kafir. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibn Umar radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Siapa yang meniru-niru (kebiasaan) suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut” (H.r. Abu Daud, dan dishahihkan al-Albani).
Share:

Selasa, 26 Maret 2019

Bagaimanakah Hukum Tahlilan Setelah Hari Kematian..???


Salah satu hal yang lazim di kerjakan oleh umat Islam Ahlus sunnah di Indonesia adalah melakukan tahlilan dalam beberapa hari setelah kematian dan juga di sertai dengan menyediakan makanan sebagai shadaqah. Namun belakangan ini muncul kalangan yang dengan cepat dan mudahnya memvonis amalan kaum muslimin tersebut sebagai amalan bid`ah dan sesat dengan membawakan argument-argument yang sering kali mempengaruhi kalangan awam. Atas dasar itu, maka kami mencoba menerangkan sedikit landasan hukum tahlilan yang telah di amalkan oleh para ulama semenjak dahulu.

Tahlilan adalah berasal dari kata tahlil yang artinya membaca laailaha illaha. Tahlilan dalam uruf nusantara di maksudkan kepada pembacaan kalimat laailaha illah, shalawat kepada Nabi SAW, dan beberapa surat pendek terutama surat al-ikhash yang kemudian di akhiri dengan doa hadiah pahala kepada orang yang telah meninggal. Di namakan tahlilan karena pembacaan laailaha illallah yang dominan. Selain juga di namakan dengan shamadiyahkarena pembacaan surat al-ikhlash yang juga dominan. Umumnya setelah hari kematian di lakukan tahlilan sampai 7 hari secara beramai-ramai menurut adat di daerah masing-masing. Kadang kala setelah acara tahlilan tuan rumah menyediakan makanan ala kadar menurut kemampuan dan adat daerah masing-masing.

Nah, bagaimanakah hukum tahlilan setelah hari kematian?



Tujuan dari pelaksanaan tahlilan adalah menghadiahkan pahala bacaan bagi mayat. Menghadiahkan pahala al-quran bagi mayat merupakan salah satu hal yang memiliki landasan yang kuat dalam agama.

Menurut Imam al-Syafi’i dalam satu ‘ibarat, pahala bacaan al-Qur`an tidak bermanfaat bagi si mayat. Sementara pada ‘ibarat yang lain, Imam al-Syafi’i berfatwa bahwa disunatkan bagi peziarah kubur untuk membaca al-Qur`an. Rangkaian fatwa ini disepakati sendiri oleh para ashab Imam al-Syafii sebagaimana penejelasan Imam Nawawi dalam kitabnya, Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Juz. V, hal. 311, cet. Dar al-Fikr :

Murid senior Imam al-Syafi’i, al-Za`farany (w. 260 H) berkata :

سألت الشافعى رحمه الله عن قراءة عند القبر فقال لا بأس به

"Saya pernah bertanya kepada Imam al-Syafi’i tentang membaca (al-Qur`an) di samping kubur. Beliau menjawab “tidak mengapa". (Syarh al-Shudur, Imam al-Sayuthi, hal. 311, cet. Dar al-Madani, 1985).

Nah, kedua pendapat Imam al-Syafi’i tersebut harus diperhatikan dengan baik untuk menghindari menyalahkan salah satu pendapat. Karenanya, para ulama memahami perkataan Imam al-Syafi’i yang mengatakan bahwa qiraah tidak bermanfaat bagi mayat hanyalah bila al-Qur`an dibacakan bukan di hadapan mayat atau tidak diiringi oleh doa setelahnya karena bila al-Quran dibacakan di hadapan mayat, Imam al-Syafi’i berpendapat hukumnya sunat sebagaimana penjelasan Imam al-Nawawi sebelumnya. Sedangkan bila qiraah yang diiringi doa setelahnya, para ulama telah ijma’ bahwa doa tersebut bermanfaat bagi si mayat.

Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsir surat an-Najmu ayat 39 :

فأما الدعاء والصدقة فذاك مجمع على وصولهما ومنصوص من الشارع عليهما

Maka adapun masalah doa dan shadaqah maka hal itu ijmak ulama sampai pahalanya dan keduanya telah dinashkan (diterangkan) dari syara`. (lihat Tafsir Ibnu Katsir jilid 4 hal 268 cet. Dar Fikr thn 1997)

Bahkan dengan adanya pembacaan al-Qur`an sebelum berdoa akan menjadikan doa tersebut semakin besar kemungkinan untuk diterima.

Sedangkan Imam mujtahid lainnya (Imam al-Hanafi, al-Maliki dan al-Hanbali) berpendapat bahwa pahala bacaan al-Qur`an sampai pahalanya dan bermanfaat kepada si mayat. Pendapat ini diikuti pula oleh ulama madzhab al-Syafi’i seperti Imam al-Subki. (lihat Hasyiyah I`anat al-Thalibin, Juz. III, hal. 221, cet. al-Haramain).

Dari uraian tersebut dapatlah dipahami bahwa hukum melakukan tahlilan adalah :

Apabila dibacakan di hadapan mayat atau diiringi dengan doa setelahnya, maka para ulama termasuk Imam al-Syafi’i dan Imam madzhab lain sepakat bahwa pahalanya bisa sampai kepada si mayat.

Apabila bukan di hadapan mayat atau tidak diiringi dengan doa setelahnya, maka menurut Imam al-Syafi’i tidak sampai pahalanya. Sementara menurut tiga Imam madzhab lainnya bahkan juga sebagian besar ulama Madzhab al-Syafii adalah pahalanya sampai kepada si mayat.

Yang di amalkan oleh masyarakat kita saat ini umumnya adanya doa setelah membaca tahlil dan ayat al-quran, sehingga amalan pembacaan tahlilan setelah hari kematian yang di amalkan oleh masyarakat kita umumnya merupakan amalan yang bermanfaat bagi mayat sesuai dengan ijmak para ulama. Sesuai juga dengan pendapat Imam Syafii sendiri yang telah kami uraikan sebelumnya. Lihat juga penjelasan ulama zaman ini, syeikh Wahbah Zuhaily dan Syeikh Ali Jum'ah.

Share:

Kamis, 21 Maret 2019

Bolehkah Al-Quran Dibakar..???


Al-Qur’an ialah kalam Tuhan yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Ia putunjuk utama bagi umat Islam. Seluruh permasalahan apa pun pasti ada rujukannya dalam Al-Qur’an meskipun tidak disebutkan secara spesifik. Imam al-Syafi’i mengatakan, “Tidak ada kasus baru di dunia ini melainkan ditemukan jawabannya dalam Al-Qur’an”.

Sebab itu, Al-Qur’an mesti dihormati keberadaannya. Islam membuat aturan khusus bagaimana cara berinteraksi dengan Al-Qur’an. Ada beberapa adab dan etika yang harus dijaga pada saat memegang dan membaca Al-Qur’an, di antaranya, orang yang menyentuhnya harus dalam keadaan suci. Demikian pula pada saat menemukan lembaran atau sobekan Al-Qur’an, tidak boleh langsung membuangnya karena dikhawatirkan nanti ada yang menginjaknya, baik sengaja ataupun tidak.

Menghilangkan mushaf (Al-Qur’an) dengan cara mencuci huruf-hurufnya atau membakarnya makruh jika masih memungkinkan untuk menjaganya. Namun jika tidak mampu menjaganya karena akan semakin rusak, maka boleh bahkan wajib apabila tidak ada cara lain menjaga kehormatannya kecuali dengan membakar atau mencucinya.

و يكره (إحراق خشب نقش به) أي بالقرآن، نعم إن قصد به صيانة القرآن فلا كراهة وعليه يحمل تحريق عثمان رضي الله عنه المصاحف. وقد قال ابن عبد السلام من وجد ورقة  فيها البسملة ونحوها لايجعلها في شق ولا غيره لأنه قد تسقط فتوطأ وطريقه أن يغسلها بالماء أو يحرقها بالنار صيانة لاسم الله تعال عن تعرضه للامتهان 

“Dimakruhkan membakar kayu yang terdapat ukiran Al-Qur’an di permukaannya. Akan tetapi, tidak dimakruhkan (membakar) bila tujuannya untuk menjaga Al-Qur’an. Atas dasar itu, pembakaran mushaf-mushaf yang dilakukan Utsman bin Affan dapat dipahami. Ibn Abdil Salam mengatakan, orang yang menemukan kertas bertulis basmalah dan lafal agung lainnya, janganlah langsung merobeknya hingga tercerai-berai karena khawatir diinjak orang. Namun cara yang benar adalah membasuhnya dengan air atau membakarnya dengan tujuan menjaga nama Allah dari penghinaan.”


Sebagian ulama’ berpendapat, mencuci huruf-hurufnya lebih afdhal dari pada membakar dengan syarat tidak jatuh air cuciannya ke tanah. Namun sebagian ulama’ berpendapat membakarnya lebih afdhal daripada mencucinya karena sulit dihindari air cucian itu tidak jatuh ke tanah.

(قوله: وتمزيقه) معطوف على تمكين أيضا.أي ويحرم تمزيق المصحف لانه ازدراء به. وقوله: عبثا أي لا لقصد صيانته. وعبارة فتاوي ابن حجر تفيد أن المعتمد حرمة التمزيق مطلقا، ونصها: سئل رضي الله عنه عمن وجد ورقة ملقاة في طريق فيها اسم الله تعالى، ما الذي يفعل بها ؟ فأجاب رحمه الله بقوله: قال ابن عبد السلام: الاولى غسلها، لان وضعها في الجدار تعرض لسقوطها والاستهانة بها. وقيل: تجعل في حائط. وقيل: يفرق حروفها ويلقيها. ذكره الزركشي. فأما كلام ابن عبد السلام فهو متجه، لكن مقتضى كلامه حرمة جعلها في حائط والذي يتجه خلافه، وأن الغسل أفضل فقط. وأما التمزيق، فقد ذكر الحليمي في منهاجه أنه لا يجوز تمزيق ورقة فيها اسم الله أو اسم رسوله، لما فيه من تفريق الحروف وتفريق الكلمة، وفي ذلك ازدراء بالمكتوب. فالوجه الثالث شاذ إذ لا ينبغي أن يعول عليه.



Share:

Senin, 18 Maret 2019

Adakah Dianjurkan Azan Ketika Manyat Mau Dikubur...???


Azan dan iqamah termasuk syiar umat Islam dan disunnahkan mengumandangkannya ketika masuk waktu shalat. Selain itu, ulama juga menganjurkan mengumandangkan azan beserta iqamah pada saat melakukan perjalanan. Disunnahkan pula mengumandangkan azan dan iqamah saat anak dilahirkan.

Tidak hanya itu, mayoritas masyarakat Indonesia juga membudayakan mengazankan mayat ketika hendak dikubur. Setelah mayat diletakkan di liang lahat, kain kafan dibuka, dan muka mayat ditempelkan ke tanah sembari menghadap kiblat, salah satu dari orang yang menguburkan mengumandangkan azan sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Ada yang mengatakan, Adzan dan menguburkan mayat iqamah memang disunnahkan ketika. Ini Kesunnahan (qiyas) disamakan dengan kesunnahan mengazankan anak yang baru lahir. Namun, menyamakan hukum mengazankan tubuh dengan bayi yang baru lahir dianggap lemah dengan ulama lain. Syekh Ibrahim al-Baijuri di Hasyiyah al-Baijuri menjelaskan:

ويسن الأذان والإقامة أيضا خلف المسافر ولا يسن الأذان عند إنزال الميت القبر خلافا لمن قال بسنيته قياسا لخروجه من الدنيا على دخوله فيها قال ابن حجر ورددته في شرح العباب لكن إن وافق إنزاله القبر بأذان خفف عنه في السؤال

“Disunnahkan azan dan iqamah saat melakukan perjalanan dan tidak disunnahkan azan ketika menguburkan mayat. Pendapat ini berbeda dengan ulama yang mensunnahkan azan karena menyamakan hukumnya dengan mengazankan  anak yang baru lahir. Ibnu Hajar berkata, saya menolaknya dalam Syarah al-‘Ubab, akan tetapi jika penguburan mayat disertai azan, maka mayat diringankan dalam menjawab pertanyaan di dalam kubur”


وَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ يُسَنُّ الأَذَان عِنْدَ دُخُولِ القَبْرِ، خِلاَفًا لِمَنْ قَالَ بِنِسْبَتِهِ قِيَاسًا لِخُرُوجِهِ مِنَ الدُنْيَا عَلَى دُخُولِهِ فِيْهَا. قَالَ إبنُ حَجَرٍ: وَرَدَدْتُهُ فِى شَرْحِ العُبَابِ، لَكِنْ إِذَا وَافَقَ إِنْزَالُهُ القَبْرَ أَذَانٌ خَفَّفَ عَنْهُ فِى السُّؤَالِ.

‎Ketahuilah bahwasanya tidak disunnahkan ADZAN ketika memasukkan jenazah ke kubur, berbeda dengan orang yang menishbatkan adzan karena meng-kiyas-kan meninggal dunia dengan lahir ke dunia. Ibn Hajar berpendapat: "Saya menolak pendapat ini dalam kitab Syarah al‘ Ubab, bahkan ketika jenazah diturunkan ke dalam kubur bersamaan dengan dikumandangkannya azan maka jenazah tersebut diringankan dari pertanyaan kubur".

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ulama berbeda pendapat tentang hukum azan dan iqamah ketika menguburkan mayat. Ada yang mengatakan sunnah dan ada yang tidak. Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan mereka dalam memahami hadis Nabi. Ulama yang mengatakan tidak sunnah beragumentasi dengan tidak adanya dalil spesifik dan pasti terkait permasalahan ini. Sementara ulama yang membolehkannya menganalogikan kasus ini dengan kesunnahan mengazankan anak yang baru lahir.
Wallahu a’lam.
Share:

Minggu, 17 Maret 2019

INNALILLAHI-Ust Abdul Somad's mother Died in Soweto, the corpse is taken to the hometown.

Tidings of grief came from out Ust Abdul Somad or UAS.



Mother of Ustadz Abdul Somad rumored died Monday March 18, 2019 in Soweto before Fajr prayer.

The information circulating in the mother's death the social media Facebook.

As uploaded by Facebook account Tengku Muhammad Fadil Rahmi, Lc: at the airport of Kuala Lumpur KLIA 1, as transit to Medina

 "Emak, emak for our already prepare the wheelchair. Because towards the waiting room far, mak  "

 "Goes without, son. Still strong mak again  "
________________

One morning, as in line in the direction of the Office. Emak getting into a car that we carry, the market was down in the morning to Arengka.

 "Emak home range of mano? We pick yo  "
 "Apo, emak pedicab "
_______________

Emak never hassle anyone. From emak, we learned a strong and independent.

اللهم اغفر لها و ارحمها و عافها و اعف عنها و اكرم نزلها ووسع مدخلها

Source: ustadz @hidayatabuumar

Fadil Rahmi was a close friend and big sister leting Ustadz Abdul Somad since at Pesantren Darul Arafat North Sumatra and Al-Azhar University of Cairo, Egypt.

UST Abdul Somad claimed to already feel that since activities Da'wah in 2 locations on July 17, 2018, Holy and Krobokan.

In Holy canceled because the Committee had been unable to prepare.

Whereas in Krobokan still running, but Ust Abdul rentetean Somad was surprised by the events behind them.

It turns out that before and during the events taking place there are hundreds of people seized police.

"From there I think whereas ngajinya of death, there is nothing about the politics of treason," Abdul Somad Ust light in the interview.

Mother corpse Ustadz Abdul Somad (UAS) directly brought to his hometown of Asahan Regency Sea Glare, North Sumatra Province, from Soweto Monday (18/3/2019).

Use of an ambulance, groups of leaves from Sansasi Hospital, Jalan Soekarno-Hatta Soweto around 8.15 PM using a landline.

Share:

Minggu, 03 Maret 2019

Bolehkan Menceritakan Mimpi Kepada Orang Lain??


Hadis riwayat Bukhari dari Watsilah menyebutkan, ada tiga bentuk kebohongan besar yaitu laki-laki yang menisbatkan identitasnya ke pada selain ayah kandungnya, men ceritakan mimpi yang tidak pernah dilihtnya, dan mengucapkan atas nama Rasulullah apa yang tidak pernah diucapkan.

Mimpi adalah sesuatu yang terlihat di alam bawah sadar manusia ketika tidur. Mimpi yang dialami manusia adakalanya benar atau tidak benar.
Mimpi ada yang sifatnya menyenangkan, menakutkan dan menyedihkan. Adapula mimpi yang harus diwaspadai lantaran muncul akibat campur tangan setan. Sementara ada juga mimpi-mimpi yang dialami Nabi dan Rasul, yang merupakan mimpi petunjuk, pertanda atau wahyu dari Allah SWT.

Namun tahukah Anda? Dalam ajaran agama Islam, tidak dibenarkan untuk menceritakan mimpi yang dialami sewaktu tidur kepada orang lain. Mengapa? Berikut ulasannya.


Jika itu mimpi buruk maka tidak boleh menceritakannya pada orang lain karena itu berasal dari syaithan....

Ketika mendapati mimpi buruk atau mimpi yang  tidak menyenangkan, hendaklah tidak menceritakannya kepada siapa pun. Rasulullah SAW bersabda, "jika syaitan mempermainkan salah satu dari kalian dalam mimpinya, maka hendaklah tidak menceritakannya kepada orang-orang."
(Riwayat muslim dari Jabir Ra).

Ada seorang arab badui bermimpi seakan-akan melihat kepalanya putus menggelinding lalu mengikutinya, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu beritahukan kepada siapa pun tentang permainan setan kepadamu dalam mimpi tersebut." (Riwayat muslim dari Jabir Ra).


Dalam hadits lainnya, Beliau bersabda, "...dan jika ia melihat mimpi yang ia tidak sukai, maka sesungguhnya ia berasal dari setan, maka hendaklah ia berlindung dari kejahatannya dan tidak menceritakan kepada siapa pun maka sesungguhnya ia tidak akan membahayakannya." (Riwayat Bukhari dari Abu Said Ra).

Ketika seseorang mengalami mimpi yang benar, hendaklah ia memuji Allah dan memohon kepada-Nya agar merealisasikannya dan jangan pernah menceritakannya kepada orang lain kecuali kepada orang yang dicintai dan mencintainya.

Oleh sebab itu, ketika Nabi Yusuf bermimpi melihat matahari, bulan dan sebelas bintang bersujud kepadanya, ia hanya menceritakan kepada bapaknya.

Ayahnya berkata: " Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS Yusuf : 5)

Share:

Jumat, 01 Maret 2019

7 Amalan Sebelum Tidur

Amalan sebelum tidur menurut Rasulullah merupakan sunah yang baik untuk dilakukan. Rasulullah mengajarkan berbagai hal mengenai kehidupan sehari-hari yang patut kita jadikan sebagai suri tauladan yang baik.


Beberapa amalan yang bisa anda lakukan sebelum tidur sudah dijelaskan oleh Rasulullah melalui sabda-sabdanya dalam bentuk hadist. Selanjutnya para ulama menyebarkan dan juga mengajarkan pada saudar-saudara muslim lainnya. Penjelasan mengenai amalan-amalan baik sebelum tidur tersebut bisa anda simak di bawah ini :

DARI Aisyah ra berkata: “Nabi SAW apabila hendak beranjak ketempat tidurnya setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya lalu meniupkan keduanya dan membacakan keduanya surah al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas. Kemudian beliau mengusap dengan keduanya bagian mana saja semampunya. Beliau SAW memulainya dari atas kepala dan wajahnya dan bagian belakang dari badannya. Beliau melakukan perkara itu tiga kali.” (HR. Muslim)

Tidur dan bangun sebenarnya adalah perkara yang sangat penting karena tidur dan bangun adalah akhir dan awal aktifitas kehidupan. Rasulullah SAW jika hendak tidur mematikan lampu, mengunci pintu, menutup wadah makanan dan minuman, berwudhu sebagaimana hendak sholat, membaca ayat kursi, membaca surah al-ikhlas, surah al-Falaq, surah an-naas dan membaca doa tidur serta beliau berbaring kearah kanan.


1. Menjaga Diri Kita Untuk Tetap Dalam Keadaan Wudhu
Berwudhu sebelum tidur sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw kepada umat muslim. Kebiasaan seperti ini baik dilakukan untuk menjaga diri kita agar tetap dalam keadaan suci, meskipun anda sedang tidur.

2. Jangan Lupa Menjaga Kebersihan Tempat Tidur
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Untuk itu alangkah baiknya selalu menjaga kebersihan tempat tidur anda. Biasakan untuk membersihkan dan merapikannya sebelum ataupun sesudah anda tidur. Selain akan membuat nyaman, tentunya akan mendatangkan pahala bagi anda.

3. Perbanyak Membaca Dzikir Sebelum Anda Tidur
Membaca dzikir sebelum tidur adalah perbuatan sunah yang selalu dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah Saw. Dengan berdzikir hati akan menjadi lebih tenang. Dzikir bisa anda jadikan bekal dan amalan baik bagi anda, karena kematian bisa datang kapan saja.

4. Melakukan Ibadah Shalat Witir
Terkadang kita sudah mempunyai niat untuk melaksanakan shalat witir bersamaan shalat tahajud sepertiga malam, namun apabila anda tidak yakin akan bisa bangun, sebaiknya laksanakanlah shalat witir sebelum tidur. Hal ini untuk jaga-jaga saja, dikhawatirkan tidak bangun alias kebablasan sampai subuh tidurnya.

5. Jangan Lupa Membaca Doa Sebelum Tidur
Membaca do’a sebelum tidur baik dilakukan untuk menjaga tidur kita agar tetap dalam lindungan Allah Swt. Selain itu bisa kita jadikan bekal, karena suatu kematian tidak tau kapan akan menghampiri diri kita. Jadi setidaknya kita memegang ajaran agama islam yang sudah diajarkan Rasulullah, kalau mungkin kita meninggal dunia dalam keadaan sedang tidur.

6. Segeralah Tidur Setelah Selesai Shalat Isya
Rasulullah Saw mengajarkan kepada umatnya untuk segera beristirahat setelah selesai shalat isya karena sudah melewati aktivitas sehari-hari yang cukup melelahkan. Selain itu baik untuk menjaga kesehatan, istirahat memang sangat diperlukan. Janganlah kalian dzolimi terhadap diri sendiri dengan tidak menyegerakan untuk beristirahat. Karena sifat dzolim sangat dibenci oleh Allah Swt.

7. Perbanyak Mengucapkan Istighfar
Memperbanyak istighfar akan membuat kita menjadi tenang, dengan begitu diharapkan semua dosa yang kita lakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja bias diampuni oleh Allah Swt.

Share:

Kamis, 28 Februari 2019

Bagaimana Hukum menyentuh anjing..???



Menyentuh anjing dengan sengaja padahal tidak ada keperluan maka hukumnya makruh dan tidak bernajis dengan catatan kita dan anjingnya sama-sama kering

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

( مَنِ اتَّخَذَ كَلْباً إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ ، أوْ صَيْدٍ ، أوْ زَرْعٍ، انْتُقِصَ مِنْ أجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ ) رواه مسلم 1575

"Siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga hewan ternak, berburu dan menjaga tanaman, maka akan dikurangi pahalanya setia hari sebanyak satu qirath." (HR. Muslim, no. 1575)

Adapun jika salah satunya basah, kemudian kita sentuh dengan sengaja tanpa keperluan, maka ini dianggap melumuri najis dengan sengaja, dan hukumnya haram serta bernajis

Dari Abdullah bin Umar, radhiallahu anhuma, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk memelihara ternak, atau berburu, maka akan dikurangi amalnya setiap hari sebanyak dua qirath." (HR. Bukhari, no. 5163, Muslim, no. 1574)

Tapi kita juga tidak boleh berburuk sangka dengan gambar-gambar seperti itu, karena mungkin wanita bercadar tersebut menganut Mazhab Maliki bukan mazhab Syafii yang menyatakan anjing najis, karena menurut kalangan malikiyyah anjing hidup hukumnya suci, yang mengakibatkan najis pada anjing tertentu pada air liurnya saja.

Share:

Rabu, 27 Februari 2019

Mencintai Rasulullah SAW

Salah satu kisah habib Munzir Al Musawa


AL-Habib Mundzir AL-Musawa : Aku teringat mimpiku beberapa minggu yang lalu. Aku berdiri dengan pakaian lusuh bagai kuli yang bekerja sepanjang hari, di hadapanku Rasulullah saw berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda, "Semua orang tak tega melihat kau kelelahan wahai Munzir, aku lebih tak tega lagi… kembalilah padaku, masuklah ke dalam kemahku dan istirahatlah….”

Kujenguk dalam kemah mewah itu ada Guru Mulia (Habib Umar bin Hafidz) seraya berkata, "Kalau aku bisa keluar dan masuk ke sini kapan saja, tapi Engkau wahai Munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia."

Maka Rasulullah saw terus mengajakku masuk, "Masuklah... kau sudah kelelahan… kau tak punya rumah di dunia (memang saya hingga saat ini masih belum punya rumah). Tak ada rumah untukmu di dunia, karena rumahmu adalah di sini bersamaku… serumah denganku… seatap denganku…. makan dan minum bersamaku.... masuklah!"


Lalu aku berkata, "Lalu bagaimana dengan Fatah Jakarta?
(Fatah tegaknya panji kedamaian Rasulullah saw).”

Maka beberapa orang menjawab di belakangku, “Wafatmu akan membangkit kan ribuan hati untuk meneruskan cita-citamu...! Masuklah…!"

Lalu malaikat Izrail as. menggenggamku dari belakang, ia memegang dua pundakku, terasa seluruh uratku sudah digenggamannya, seraya berkata, "Mari… ku hantar kau masuk... mari…"
Maka kutepis tangannnya dan aku berkata, “Saya masih mau membantu Guru Mulia saya.
Maka Rasulullah saw memerintahkan Izrail as untuk melepaskanku. Aku terbangun…. Semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak berbentuk kecuali hanya cahaya. Ia memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as. Kukatakan padanya, "Belum… belum... aku masih ingin bakti pada Guru Muliaku… pergilah dulu!” Maka ia pun menghilang gaib begitu saja.

Peradangan otak ini adalah penyakit terakhirku. Aku senang wafat dengan penyakit ini, karena Rasulullah saw beberapa bulan sebelum wafatnya terus mengeluhkan sakit kepala. Salam rinduku untuk kalian semua jamaah Majlis Rasulullah saw kelak, jika terjadi sesuatu padaku maka teruskan perjuanganku… ampuni kesalahanku… kita akan jumpa kelak dengan perjumpaan yang abadi...

( اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ )

Share:

Selasa, 26 Februari 2019

PERKARA YANG DAPAT MERUBAH WATAK SESEORANG



PERKARA YANG DAPAT MERUBAH WATAK SESEORANG

عن أبي هريرة، رضي الله عنه، عن النبي ﷺ قال:

(مَنْ بَدَا فَقَدْ جَفَا، وَمَنِ اتَّبَعَ الصَّيْدَ غَفَلَ، وَمَنْ أَتَى أَبْوَابَ السَّلاَطِيْنِ اِفْتَتَنَ، وَمَا ازْدَادَ عَبْدٌ مِنَ السُّلْطَانِ دُنُوًّا إِلاَّ ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْدًا)

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Nabi ﷺ bersabda:

Barangsiapa yang tinggal di padang sahara, maka akan benar-benar kasar perangainya. Barangsiapa yang mengikuti hewan buruan, maka akan lalai. 
Barangsiapa yang mendatangi pintu-pintu penguasa, maka akan tergoda. Dan tidaklah seorang hamba bertambah dekat dengan penguasa, kecuali bertambah jauh dari Allah.

Hadits shahih riwayat Abu Dawud  [2859] dan al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra [20752] dengan sanad yang shahih.

Hadits di atas menjelaskan tentang hal-hal yang berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.

Pertama, orang yang tinggal di padang sahara, dengan menjadi masyarakat badui, maka akan berwatak kasar dalam menghadapi orang lain seperti orang-orang badui. Orang yang wataknya kasar, akan meremehkan kebenaran dan terang-terangan melakukan kebatilan.

Kedua, orang yang kerjanya berburu hewan, maka hatinya akan lalai. Orang yang lalai akan berpaling dari kebenaran dan tertipu dengan angan-angan.

Ketiga, orang yang mendatangi pintu penguasa, maka hatinya akan tergoda. Karena orang yang mendatangi mereka, ada kalanya memperhatikan kehidupan mereka yang serba enak, maka ia akan meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Atau melihat perbuatan dan kebijakan mereka yang tidak sesuai dengan kebenaran, maka ia mengabaikan dan tidak mengingkari terhadap hal itu, maka ia menjadi fasiq. Karena itu, semakin dekat seseorang dengan penguasa, maka semakin jauh dari Allah, karena semakin banyak kenikmatan yang tidak disyukuri dan semakin banyak kemungkaran di lingkungan kekuasaan yang dia abaikan.

من صاحب أصغر فكان من الاصغر ولو كان من الأخير
ومن صاحب أخير فكان من الأخير ولو كان الاصغر

Siapa yang berteman dengan para pendosa, maka ia dari golongan mereka dan siapa yang berteman dengan orang-orang pilihan maka ia akan jadi orang orang pilihan walau dulunya ia adalah seorang pendosa 

Share:

Senin, 25 Februari 2019

Nama-nama Syurga Dan Neraka Dalam Islam

Nama- nama Syurga


Surga adalah sebuah nama yang telah dikenal oleh setiap manusia, baik muslim maupun kafir sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan. Namun hanya muslim lah yang berhak untuk tinggal di surga, adapun orang kafir, tempat kembalinya adalah neraka.

Surga berarti kebun yang di dalamnya terdapat banyak pohon dan kurma. Sebagian ulama bahasa mengatakan, “Tidaklah disebut jannah/surga dalam bahasa arab kecuali di dalamnya terdapat pohon kurma dan anggur.” Sebagian yang lain mengatakan, disebut surga/jannah karena lebatnya pohon yang ada di dalamnya dan ranting / dahannya memberikan naungan bagi yang berada di bawahnya.




1. Surga Firdaus
Yakni surga tertinggi dan paling mulia yang diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, menjaga diri dari segala perbuataan yang dilarang, dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya

2. Surga ‘Adn
Surga ‘Adn ini adalah tempat yang kekal abadi diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.

3. Surga Na’im
Yakni Surga yang penuh dengan kenikmatan

4. Surga Ma’wa
Diperuntukan bagi orang-orang yang takut akan kebesaran Allah SWT dan dan dapat mengendalikan hawa nafsunya.

5. Surga Darussalam
Yakni Surga Negeri keselamatan

6. Surga Darul Muqamah
Surga Negeri penunai/pembalasan

7. Surga Al-Maqamul Amin
Surga posisi orang2 jujur

8. Surga Khuldi (kekal) 


Nama- nama neraka 


Kata neraka sering disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an dan jumlahnya sangat banyak sekali. Dalam bahasa Arab disebut naar (Arab النار, Transliterasi an-nār). Tempat ini menurut keyakinan umat Islam adalah tempat di mana manusia dan jin adalah para makhluk yang membangkang terhadap syariat Allah dan mengingkari para nabi.


Siapapun orang yang dimasukkan ke dalam neraka, dia tidak akan keluar darinya. Pintu neraka berdiri kukuh dan tertutup rapat. Itulah penjara bagi orang-orang yang menganggap remeh berita tentang pengadilan akhirat. Ada juga orang-orang yang terakhir kali masuk surga, setelah mereka di siksa sesuai dengan dosa-dosanya yang telah mereka perbuat. Di dalam Al-Qur'an disebutkan bahan bakar neraka adalah dari manusia dan batu.




1.Neraka Hawiyah
Neraka yang diperuntukkan bagi orang yang ringan amal kebaikannya

2.Neraka Ladza
Neraka yang bergejolak apinya dan mengelupaskan kulit kepalanya

3.Neraka Sair
Neraka yang menyala-nyala

4.Neraka Saqar
Artinya Nerakanya orang yang meninggalkan shalat

5.Neraka Hutamah
Neraka yang membakar manusia sampai ke ulu hatinya.

6.Neraka Wail
Artinya celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna“. (QS. Al-Ma’un: 4-7)

7.Neraka Jahim
Ialah Neraka yang apinya dapat menghanguskan manusia seketika. Neraka ini diperuntukkan bagi orang-orang yang menyekutukan Allah SWT.

8.Neraka Jahannam
Yakni Neraka yang paling bawah atau dasar, paling dalam dan paling berat siksaannya. Tempat ini diperuntukkan bagi orang-orang kafir dan Iblis (Syetan) beserta para pengikutnya
Share:

Jumat, 22 Februari 2019

Ngopi pagi sambil Berbagi.




Tiga Hal Yang Membawa Penyakit.

  1. Banyak Bicara
  2. Banyak Tidur
  3. Banyak makan

Empat Hal Yang Merusak Badan.

  1. Duka
  2. sedih
  3. lapar
  4. Tidak Tidur Malam

Lima Hal Yang Menambah cerah Wajah

  1. Taqwa
  2. Jujur
  3. Pemurah
  4. jaga Kehormatan
  5. Pemaaf

Empat hal Yang Menarik Rezeki

  1. Qiamul Lail
  2. Banyak Istighfar Pada Waktu 2/3 malam
  3. Biasa Bersedekah
  4. Berdzikir Pada Waktu Awal Pagi Dan Petang

Tiga Hal Yang Menjauhkan Rezeki

  1. Tidur Diwaktu Pagi
  2. Sedikit Shalat
  3. Malas
Share:

Minggu, 17 Februari 2019

Kisah Uwais Al-Qarni sang pemuda yang terkenal di langit



Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekadar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Uwais Al-Qarni sangat dicintai Rasulullah SAW dan penghuni langit. Dalam sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Muslim: “Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian,” demikian sabda Nabi kepada Umar bin Khattab.

Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak memengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Di ceritakan ketika terjadi Pertempuran Uhud Rasulullah ﷺ mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada dia ﷺ, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah dia dari dekat?

Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditinggalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa. Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi ﷺ di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya itu.

Dia memaklumi perasaan Uwais, dan berkata, "Pergilah wahai anakku! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang". Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.


Berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi ﷺ yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi ﷺ, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah Sayyidah Fathimah binti Muhammad ﷺ, sambil menjawab salam Uwais.

Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata dia ﷺ tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi ﷺ dari medan perang.

Tapi, kapankah dia pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman," Engkau harus lekas pulang".

Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi ﷺ. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada Sayyidah Fathimah Radliyallahu 'anh untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi ﷺ dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi ﷺ langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rasulullah ﷺ, Sayyidatina Fathimah a.s. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi Sayyidah Fathimah Radliyallahu 'anh, memang benar ada yang mencari Nabi ﷺ dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.



Waktu terus berganti, dan Nabi kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khaththab. suatu ketika Khalifah Umar teringat akan sabda Nabi tentang Uwais Al Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu. yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa Khalifah Umar dan sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib selalu menanyakan dia?

Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang baru datang dari Yaman, segera Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib segera pergi menjumpai Uwais Al Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang salat. Setelah mengakhiri salatnya dengan salam, Uwais menjawab salam Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib sambil mendekati kedua sahabat Nabi tersebut dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah dengan segera membalikan telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan Nabi. Memang benar! Tampaklah tanda putihdi telapak tangan Uwais Al Qarni.

Wajah Uwais nampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi. Bahwa ia adalah penghuni langit. Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah”. Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. akhirnya Khalifah Umar dan Ali bin Abi Thalib memohon agar Uwais membacakan doa dan Istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “Saya lah yang harus meminta do’a pada kalian”.

Mendengar perkataan Uwais, “Khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari Anda”. Seperti dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”


Share:

Jumat, 15 Februari 2019

Doa iftitah yang biasa atau secara umum dibaca saat para umat muslim ''melakukan ibadah shalat''

Doa iftitah - merupakan doa yang dibaca setelah takbiratul ihram,yaitu pada takbiratul ikhram pertama dalam shalat, dan sebelum membaca doa Al fatihah. Doa iftitah ini mengandung harapan berupa doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT. Bacaan doa iftitah ini memiliki beberapa macam bacaan, ada yang panjang dan ada yang pendek.


Berikut ini merupakan doa iftitah yang biasa atau secara umum dibaca saat para umat muslim melakukan ibadah shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnah.


اللهُ اَكْبَرُ كَبِرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا, وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَ اتِ وَالاَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِ كِيْنَ, اِنَّصَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى الِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِ يْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِنَ

Artinya:
Allah maha besar dengan sebesar besarnya. Segala puji yang sebanyak banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari.Aku menghadap kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus dan aku tidak tergolong orang orang yang musyrik. Sesungguhnya shalat, ibadah dan hidup serta matiku adalah untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam, tiada sekutu bagiNya, dan karena itu, aku diperintah dan aku termasuk orang orang muslim.

Berdasarkan hadist shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, doa iftitah ini merupakan doa iftitah yang biasanya dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat menunaikkan ibadah shalat wajib.




اللَّحُمَّ بَا عِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَا يَاىَ كَمَا بَاعَدْتْ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ , اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِن الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوبُ الاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ , اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Artinya: Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan kesalahanku, sebagaimana engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dan kesalahan kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan kesalahanku dengan salju, air dan air es.


Share:

Kamis, 14 Februari 2019

''15 Amalan Dihari Jum'at''

Sunnah-Sunnah Hari Jumat

15 Amalan Dihari Jum'at

Apakah kamu tahu hari apa yang paling istimewa dalam agama Islam? Ya, bener banget, hari Jum’at. Hari Jum’at merupakan hari yang begitu istimewa bagi muslim di seluruh dunia.

Di hari Jum’at, seorang laki-laki muslim diwajibkan melaksanakan ibadah shalat Jum’at di masjid. Semua berkumpul untuk bersama-sama melaksanakan perintah Allah.

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. AlJumu’ah: 9-10)

Ada banyak sunnah yang bisa kamu lakukan di hari Jum’at, mulai dari ketika hari tersebut dimulai, saat sebelum shalat Jum’at, sampai ketika kita melaksanakan shalat Jum’at.

Berikut ini ada 15 sunnah yang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam contohkan kepada kita.

  • Membaca Surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam Salat Shubuh.
  • Membaca Surat Al-Kahfi.
  • Memperbanyak Shalawat.
  • Mandi Jumat Bagi yang Menghadiri Salat Jumat.
  • Memakai Pakaian Terbaik
  • Memakai Wewangian.
  • Berangkat ke Masjid dalam Keadaan Sudah Berwudhu
  • Berangkat ke Masjid Lebih Awal.
  • Berangkat ke Masjid dengan Berjalan kaki
  • Mendekat kepada Imam/Khatib
  • Melaksanakan Salat Tahiyyatul Masjid Sebelum Duduk
  • Diam untuk Mendengarkan Khutbah
  • Melaksanakan Shalat Sunnah Setelah Shalat Jumat
  • Memperbanyak Doa.
  • Bersedekah


Share:

Rabu, 13 Februari 2019

''kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan''


Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan.Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup yang sebenarnya.

seperti itulah firman Allah:Tidak ada satu pun ciptaan Allah yang tidak merasakan mati, bahkan malaikat pencabut nyawa pun nantinya juga akan merasakannya dan hanya Allah yang hidup sebelum semua dibangkitkan di hari akhir atau hari pembalasan nanti.

kita menjad lebih menyadari bahwa hidup hanya sementara, kita smeua akan mengalami kematian, apa yang telah kita perbuat selama umur yang telah berjalan ini, apa saja dosa dosa baik kepada Allah ataupun sesama makhluk Nya, tindakan dan ucapan apa saja yang selama ini yang menyakiti orang tua, orang lain, atau orang orang terdekat kita, itu semua lah yang nantinya akan dipertanyakan,Dan harus kita pertanggungjawabkan dihadapan TUHAN.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah titipan semata, kita atau setiap orang di sekitar kita bisa kapan saja diambil oleh Nya dengan jalan kematian, karena itu lakukan lah yang terbaik selama masih diberi kesempatan hidup dengan beribadah kepada Nya dan menyayangi orang orang terdekat kita serta berbuat baik pada sesama.


Kematian datang berulang-ulang, menjemput setiap orang, orang tua maupun anak-anak, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah. Semuanya menghadapi kematian dengan sikap yang sama, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan. Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. Meski sedikit, tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat orang yang bersiap-siap menghadapinya! Kita semua telah meyakini adanya surga, tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya! Kita semua telah meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya! Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang kamu nantikan? Kematian! Itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai, saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu (Allah) dengan perjalanan yang bagus

Pada masa ini hendaknya kita sering beristigfar memohon ampun pada Allah, dan sering-sering membaca syahadat. Menata hati, memfokuskan fikiran kita hanya kepada satu arah yaitu Allah. Pikiran harus tetap tenang dan dipusatkan pada Sang Pencipta Yaitu Allah SWT.

Semoga kita semua mati dlam keadaan husnul khotimah AMIIN ya Rab....!
Share:

Rabu, 06 Februari 2019

Jangan Lama-lama Membujang ...! "KARENA Menikah ADALAH Anjuran Dalam Islam."



hukumislamkaji.blogspot.comIslam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Islam juga memberikan perhatian besar pada terwujudnya generasi penerus yang shalih dan shalihah. Karenanya, Islam menganjurkan umatnya untuk menikah dan melarang hidup membujang.

Menikah adalah menyatukan atau menghubungkan ikatan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dengan syarat ijab qabul. 

Ijab adalah ucapan dari seorang wali nikah yakni ayah atau seorang yang diwakilkan(karena ayahnya sudah meninggal) untuk menikahkan anak perempuannya kepada calon pengantin pria dan atau penyerahan dari wali (pihak pertama).
qabul adalah jawaban dari calon suami atas ijab yang  diucapkan oleh wali nikah dan atau penerimaan dari calon suami (pihak kedua).

Islam memandang menikah dengan sangat-sangat baik karena nikah merupakan salah satu anjuran Allah SWT dan sunnah rasulullah SAW. Bagi seorang muslim yang apabila sudah mampu untuk menikah, maka menikahlah! karena dengan menikah dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. 

Selain itu menikah dapat memberi kenyamanan dan ketenteraman hati kepada kita sehingga mata dan hawa nafsu kita dapat terjaga dengan menikah. Allah menganjurkan kita untuk menikah pasti ada hikmahnya, coba kita bayangkan jikalau kita mempunyai istri/suami, maka kita dapat menikmati indahnya rasa cinta yang ia curahkan kepada kita. selain itu,  kalau ada masalah kita dapat curhat kepadanya, jikalau kita lagi sakit ada yang merawatnya. Dan yang paling istimewa adalah memperoleh keturunan-keturunan yang shaleh dari hasil buah cinta kita dengan suami/istri. Yang nantinya keturunan kita tersebut dapat menjadi penerus kita, yang selalu mendoakan kita, menjaga dan merawat kita disaat kita sedang sakit atau diwaktu tua nanti. Subhanallah! 


Larangan Membujang...!




Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,

رَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ التَّبَتُّلَ ، وَلَوْ أَذِنَ لَهُ لاَخْتَصَيْنَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengizinkan ‘Utsman bin Mazh’un untuk tabattul (hidup membujang), kalau seandainya beliau mengizinkan tentu kami (akan bertabattul) meskipun (untuk mencapainya kami harus) melakukan pengebirian.” (HR. Bukhari no. 5073 dan Muslim no. 1402).

Dalam Subulus Salam (juz 6, halaman 10) karya Ash Shan’ani, disebutkan bahwa tabattul adalah enggan menikah karena memutuskan untuk sibuk beribadah pada Allah.

Dalam Surah (QS. Al Maidah: 87) Allah SWT juga menjelaskan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu.” (QS. Al Maidah: 87).

Ketika menjelaskan salah satu hadits dalam kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al Asqolani pada bahasan Nikah, Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan hafizhahullah menyebutkan, “Terlarang melakukan tabattul yaitu meninggalkan untuk menikah dikarenakan ingin menyibukkan diri untuk beribadah dan menuntut ilmu padahal mampu ketika itu. Larangan di sini bermakna tahrim (haram).” (Minhatul ‘Allam, 7: 182).

Dalam Surah  [QS. Ar-Ruum : 21] Allah SWT juga menjelaskan
وَ مِنْ ايتِهِ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لّتَسْكُنُوْا اِلَيْهَا وَ جَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّ رَحْمَةً، اِنَّ فِيْ ذلِكَ لايتٍ لّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. [QS. Ar-Ruum : 21]

Dari Ibnu Mas’ûd, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.

“Wahai Para Pemuda. Barangsiapa di antara kalian telah mampu (menanggung) beban nikah, maka menikahlah. Karena sesungguhnya pernikahan itu lebih dapat menundukkan pandangan, dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu, hendaknya dia berpuasa. Karena sesungguhnya berpuasa itu baginya (menjadi) pengekang syahwat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain untuk menyalurkan dorongan naluri, yaitu kebutuhan seksual, menikah juga memiliki tujuan yang tidak kalah pentingnya. Tujuan itu adalah terjaminnya kelestarian manusia. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. melarang umatnya hidup dengan membujang.



Demikianlah informasi mengenai hukum dan bahaya lama hidup membujang. Oleh karena itu, apabila sudah merasa mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sebab pernikahan selain bernilai pahala juga bisa menghindarkan manusia dari dosa dan maksiat.

Share:

Selasa, 05 Februari 2019

Musliadi Laweung Penghina Ulama Aceh "Dicari Masyarakat ACEH."

hukumislamkaji.blogspot.comSeorang Pemuda yang dalam beberapa Hari belakangan kerap menghina para Ulama Aceh akhirnya Dicari Masyarakat Aceh Dimanapun Dia berada, Menurut Informasi Pemuda Yang Bernama MUSLIADI ini Sekarang Berada Dikanada Satu Negara yang berada Di Amerika Utara, Para Warga Aceh Yang Berada Diluar negri Saat Ini masih mencari Informasi tentang kebradaan Pemuda tersebut Di Wilayah kanada.

Masyarakat Aceh Juga Berharab Siapun Yang Mengetahui Keberadaan Pemuda Ini, Harab Segera Menyebarluaskan keberadaannya. Karena Dia telah mencemar Nama Baik ACEH Dan Ulama Aceh.

Hal ini Bisa kita liat dibeberapa vidio yang beredar difacebook khususnya didalam grub Anak Rantau Aceh malaya(GARAM ). Sehingga bermacam cacian dan hujatan dari anak GARAM Ditujukan terhadap pemuda ini,Dengan membalas melalui vidio-vidio yang beredar. Seebagai Bukti kemarahan dan kekesalan masyarakat aceh terhadap penghinaan Ulama Aceh.

Masya Allah, sungguh ini sebuah prilaku yang berlebihan, tidak bermoral dan tidak bisa dibiarkan lagi. Semua tahu prilaku yang ia tampilkan hanyalah akibat dari kebodohan yang ia miliki membuatnya miskin hati dan jiwa. Ia yang telah menuduh Seluruh Ulama  Aceh Sebagai Ulama Munafik, dan Hanya  menganggab Abu Bakar Ba'asyirlah Ulama Satu-satunya Yang Benar Diindonesia ini.

Berikut Beberapa Comentar DiGRUB GARAM":


Hinaan demi hinaan yang sangat tidak pantas dan provokatif terus-terusan dilakukannya dengan leluasa. Alasan demi alasan pun menjadi-jadi, dianggapnya Abu Kuta Krueng sebagai Abu Jahal dan Abu Mudi Samalanga sebagai Abu Lahab karena telah menerima bantuan dari Kafir Pancasila (istilah caciannya kepada Pancasila), demikian seperti Vidio-Vidio Yang Beredar Beberapa hari Ini Di Media Sosial.

Untuk kasus penghinaan terbaru yang dilakukan Dalam  postingan vidio Disosmed khususnya diAkun Facebook ABUSYIK UREUNG GASIEN di antaranya Mencacimaki Abu MUDI, kemudian disebutnya pula sebagai Kafir Syi'ah Majusi laknatullah. Dan postingan ini sangat fatal, diunggah dalam akun facebooknya Baru-Baru Ini. Berikun Gambar Akun Facebooknya;




Share:

Sabtu, 02 Februari 2019

Kisah Inspiratif di zaman Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Untuk Para "WALI MURID"

BEBERAPA KALI KITA DENGAR DAN KITA TEMUKAN ORANG TUA MURID BERTINDAK LANCANG KEPADA GURU DARI ANAKNYA. BAHKAN SAMPAI BERANI MELAPORKAN SANG GURU KE KEPOLISIAN ...
UPAYA BODOH SEPERTI ITU SEBENARNYA TELAH MENUTUP PINTU ILMU DAN CAHAYA ILAHI BAGI SANG ANAK.



Sebuah Kisah Inspiratif di zaman Syekh Abdul Qadir Al-Jailani....
Ada seorang yang busuk hatinya ingin menfitnah Syekh Abdul Qadir..
lalu ia berupaya mencari jalan untuk menfitnahnya..
Maka ia membuat lubang di dinding rumah Syekh Abdul Qadir dan mengintipnya..
Kebetulan ketika ia mengintip Syekh Abdul Qadir..
ia melihat Syekh Abdul Qadir sedang makan dengan muridnya..
Syekh Abdul Qadir suka makan ayam..
dan setiap kali ia makan ayam dan makanan yang lain.. ia akan makan separuh sahaja..
lebihan makanan tersebut akan diberi kepada muridnya..
Maka orang tadi pergi kepada bapak murid Syekh Abdul Qadir tadi..

Bpk punya anak yg namanya ini?

Jawab si bapak: ya ada..

Anak bpk apa benar belajar dengan Syekh Abdul Qadir?

Jawab si bapak: ya.

Bpk tahu, anak Bpk diperlakukan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani seperti seorang hamba sahaya dan kucing saja..

Syekh Abdul Qadir beri lebihan sisa makanan pada anak Bpk...

Maka si bapak tidak puas hati lalu ke rumah Syekh Abdul Qadir..

Wahai tuan syekh, saya menghantar anak saya kepada tuan syekh bukan untuk jadi pembantu atau dilakukan seperti kucing..

Saya hantar kepada tuan syekh, supaya anak saya jadi alim ulama'..

Syekh Abdul Qadir hanya jawab ringkas saja..

Kalau begitu ambillah anakmu..

Maka si bapak tadi mengambil anaknya untuk pulang..
Ketika keluar dari rumah syekh menuju jalan pulang..
bapak tadi bertanya pada anaknya beberapa hal mengenai ilmu hukum syariat ...
ternyata kesemua soalannya dijawab dengan betul..
Maka bapak tadi berubah fikiran untuk kembalikan anaknya kepada tuan Syekh Abdul Qadir..

Wahai tuan syekh terimalah anak saya untuk belajar dengan tuan kembali...
tuan didiklah anak saya..
ternyata anak saya bukan seorang pembantu dan juga diperlakukan seperti kucing...
Sy melihat ilmu anak sy sangat luar biasa bila bersamamu..

Maka jawab tuan Syekh Abdul Qadir..

bukan aku tidak mau menerimanya kembali..
tapi ALLAH sudah menutup pintu hatinya untuk menerima ILMU..
ALLAH sudah menutup futuhnya untuk mendapat ilmu..
disebabkan seorang AYAH yang tidak beradab kepada GURU..
maka anak yang menjadi mangsa..
Begitulah ADAB dalam menuntut ilmu..
Anak, Ibu, ayah dan siapa pun perlu menjaga adab kepada guru..
Betapa pentingnya adab dalam kehidupan seharian kita..


Kisah di atas menceritakan seorang ayah yang tiada adab pada guru..
Bagaimana kalau diri sendiri yang tiada adab, memaki dan mengaibkan gurunya..
Kata ulama: Satu perasangka buruk saja kepada gurumu..
maka Allah haramkan seluruh keberkatan yang ada pada gurumu kepadamu..

Semoga Allah jadikan kita orang yang beradab kepada makhluknya terlebih lagi kepada para guru yang telah mengajarkan ilmu kepada kita... Aamiin..
Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Featured Post

Hari ini, 3 Guru LPI-BUDI tungkop Menikah..Ustadz Ku Imam Ku.

Haba Dayah Lam Nangroe.,- 3 Guru LPI-BUDI Tungkop indrajaya kab: pidie  ,,, Tgk Muliadi gapui , Tgk khairul Bambi , Tgk Syahril Tp.Raya , h...

Unordered List

Pages

Theme Support